
Oleh: Gerhard Sipayung, S.T., M.Th
Mazmur 37:5 – “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.”
I. Pendahuluan
Setelah kita memahami bahwa sukses sejati bukan terletak pada kebijaksanaan, kekuatan, atau kekayaan, melainkan pada pengenalan akan Tuhan, maka pertanyaannya kini adalah: Bagaimana cara kita berjalan dalam pengenalan akan Tuhan itu di dunia nyata? Hidup pasca-kampus sering kali penuh tantangan: mencari pekerjaan, menentukan arah hidup, menghadapi tekanan sosial, hidup berumah tangga, pasangan yang belum kunjung datang, bahkan mungkin merasa kehilangan komunitas rohani yang dulunya pernah bersama kita menjalani hari-hari. Di sinilah kita perlu belajar mengandalkan Tuhan secara nyata, bukan hanya sebagai konsep iman, tetapi sebagai fondasi hidup setiap hari.
Teks
Teks asli Ibrani dari ayat ini berkata: “הַגֹּ֣ל עַל־יְהוָ֣ה דַּרְכֶּ֑ךָ וּבְטַ֥ח עָלָ֖יו וְה֣וּא יַעֲשֶֽׂה׃” (Gal al-YHWH darkekha, uvetach alav vehu ya’aseh).
Tiga tindakan penting muncul dari teks ini.
Pertama, ‘serahkanlah jalanmu kepada TUHAN’ (hagol al-YHWH). Kata ‘hagol’ berasal dari akar kata ‘galal’, yang berarti menggulingkan atau memindahkan beban. Ini bukan sekadar menyerahkan rencana kepada Tuhan, tetapi menggulirkan seluruh kehidupan dan beban ke dalam tangan-Nya. Seperti orang yang menggulingkan beban berat ke pundak yang lebih kuat.
Kedua, ‘percayalah kepada-Nya’ (uvetach alav). Kata ‘betach’ dalam Ibrani bukan hanya bermakna percaya secara intelektual, tetapi menyiratkan rasa aman yang dalam keyakinan penuh tanpa cadangan. Ini seperti seorang anak yang tidur tenang dalam pelukan ayahnya, tahu bahwa ia dijaga.
Ketiga, ‘dan Ia akan bertindak’ (vehu ya’aseh). Tuhan tidak pasif terhadap seruan umat-Nya. Kata ‘ya’aseh’ menunjukkan bahwa Tuhan akan bertindak nyata, intervensi-Nya akan terjadi dalam waktu-Nya sendiri. Ini adalah janji bahwa ketika kita benar-benar mengandalkan Tuhan, Dia tidak akan tinggal diam.
II. Mengandalkan Tuhan: Bukan Pasif, Tapi Aktif
Mazmur 37:5 menegaskan dua tindakan: “serahkanlah” dan “percayalah”. Kata kerja ini menunjukkan bahwa mengandalkan Tuhan bukan berarti diam saja, tetapi aktif menyerahkan keputusan kita, dan dengan iman menapaki langkah demi langkah bersama Tuhan. Mazmur 37 sendiri adalah mazmur hikmat, ditulis oleh Daud untuk menasihati umat agar tidak iri pada orang fasik yang tampaknya berhasil, tetapi tetap mengandalkan Tuhan yang adil. Dalam konteks ini, seruan untuk menyerahkan hidup kepada Tuhan menjadi sangat relevan terutama saat kita merasa tertinggal atau tidak dianggap berhasil oleh dunia.
Bagi alumni, ini adalah ajakan untuk berhenti berusaha memikul semuanya sendiri. Dunia mengajarkan kita untuk bergantung pada kemampuan sendiri, tetapi firman Tuhan menantang kita untuk hidup dalam kebergantungan total kepada-Nya. Mengandalkan Tuhan berarti kita menolak rasa cemas yang mengikat, dan memilih damai yang datang dari tangan yang memegang masa depan.
1. Menyerahkan Hidup kepada Tuhan
Menyerahkan bukan berarti menyerah. Banyak alumni bergumul dengan keputusan besar: pekerjaan mana yang harus dipilih, apakah melanjutkan studi, kapan menikah, atau ke mana harus melayani. Menyerahkan berarti kita mengundang Tuhan masuk dalam setiap proses pertimbangan khsusunya dalam mengambil keputusan, percaya bahwa Dia tahu yang terbaik, bahkan saat arah-Nya tidak masuk logika manusia. “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri” (Amsal 3:5).
2. Percaya Tuhan Bertindak di Waktu-Nya
Percaya berarti berani menanti waktu Tuhan, meskipun prosesnya lama atau tidak nyaman. Dunia pasca-kampus bisa terasa seperti “padang gurun” tidak ada kejelasan, tidak ada jalan cepat. Tetapi justru di tempat seperti itulah Tuhan membentuk karakter, melatih iman, dan membuka jalan yang terbaik.
III. Mengandalkan Tuhan dalam 3 Bidang Utama
Dalam Alkitab kita belajar dari beberap tokoh nyata yang mengandalkan Tuhan, yaitu Yusuf setelah mengalami pengkhianatan, dijual, dan dipenjara, Yusuf tetap mengandalkan Tuhan. Ia tidak mengerti jalan Tuhan sepenuhnya, tapi ia tetap setia. Pada akhirnya, Tuhan mengangkatnya menjadi pemimpin di Mesir. Daniel, dalam dunia kerja kerajaan yang korup dan penuh intrik, Daniel tetap mengandalkan Tuhan. Ia tidak kompromi dengan nilai dunia, dan Tuhan membelanya. Para alumni hari ini juga dipanggil untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam dunia kerja, bisnis, pelayanan, dan relasi. Dunia mungkin menertawakan prinsip kekudusan dan ketekunan, tapi Tuhan tidak akan mengecewakan mereka yang berharap pada-Nya. Bagaimana kita mengaplikasikannya ?
1. Karier dan Pekerjaan
- Jangan menjadikan pekerjaan sebagai identitas utama. Ingat, pekerjaan adalah ladang pelayanan. Pernah satu ketika saya memberikan khotbah di ibadah alumni, USU ketika selesai saya sampaikan khotbah, seorang dokter memberikan kesaksian bagaimana dia berkarier di pekerjaan tentang masalah pelayanan, kejujuran dan integritas ditempat pekerjaan. Dia berkata, ”bang ..saya ingat apa yang abang katakan saat saya mahasiswa dulu, bahwa pekerjaan kita adalah pemberita Injil/penginjil kerja sampingan kami adalah seorang dokter”
- Carilah pekerjaan bukan hanya karena gaji, tapi karena kesempatan untuk menyatakan kasih dan kebenaran Tuhan. Dalam setiap pembekalan alumni ketika diundang menjadi pembicara, saya selalu tekankan prinsip meminta pekerjaan kepada Tuhan, mintalah pekerjaan yang memberikan ruang kepadamu untuk dapat besama istri/suamimu, membesarkan anak-anak bersama pasangan, waktu untuk beristirahat dalam satu minggu, waktu untuk beribadah, waktu untuk bersekutu dan melayani supaya kita tidak kehilangan makna kebahagiaan hidup, apa gunanya karirmu bagus dan uangmu banyak tapi engkau terpisah lama dari keluargamu dan anak-anakmu, jauh dari komunitas rohani bahkan membuatmu jatuh kedalam dosa dan keterpurukan
2. Hubungan dan Pernikahan
- Jangan terburu-buru karena tekanan usia. Tuhan punya waktu dan orang yang tepat, dengan catatan jangan terlalu tinggi syaratnya 😊
- Bangun hubungan di atas dasar takut akan Tuhan, bukan sekadar perasaan.khsusunya dalam pernikahan, tapi komitmen kepada Tuhan bukan yang lain.
3. Pelayanan dan Visi Hidup
- Tuhan pakai profesimu untuk menjadi saluran berkat, melalui profesi kita terhubung dengan banyak orang untuk menjadi saksi Kristus dan menyelamatkan jiwa, Tuhan ijinkan karirmu tinggi supaya engkau bisa terhubung dengan orang-orang yang berada dalam otoritasmu, dengan demikian ada kesempatan bagimu memberitakan Yesus kepada mereka, terkadang kita harus memulai dari masa-masa yang sulit, supaya ketika kita selesai dari proses tersebut bersama Tuhan kita bisa menolong mereka yang sedang dalam proses tersebut melalui pengalaman kita.
- Tanyakan pada Tuhan: “Bukan hanya di mana aku bisa untung, tapi di mana Engkau ingin aku menjadi terang dan garam.” Ingat Tuhan punya rencana dalam dirimu melebihi rencanamu, kita hidup untuk visi yang diberikan Tuhan kepada kita , bukan sebaliknya hidup untuk visi yang kita buat untuk ditandatangani oleh Tuhan.
V. PENUTUP: Panggilan Untuk Mengandalkan Tuhan
Kepada para alumni yang sedang berjalan di tengah dunia yang tidak pasti, jangan takut untuk mengandalkan Tuhan. Bukan berarti hidupmu akan bebas masalah, tapi berarti kamu tidak akan jalan sendiri. “Karena Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11) jangan terjebak kembali dalam ukuran duniawi yang palsu. Setelah memahami bahwa sukses sejati adalah mengenal Tuhan, sekarang waktunya kita hidup dari pengenalan itu: dengan percaya, menyerahkan, dan berjalan dalam pimpinan-Nya dan menyelesaikan bagian kita masing-masing. Kiranya hidup kita sebagai alumni menjadi kesaksian: bahwa orang yang mengandalkan Tuhan, tidak pernah dikecewakan meskipun sukar, ingatlah bagaimana perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke tanah Kanan, tokoh-tokoh iman (Ibrani 11), teladan Yesus dalam sebagai manusia di dunia ini, banyak tantangan tapi menang karena Roh Tuhan yang berdaulat atas mereka dan memberikan kekuatan.